Penulis, aktivis, sociopreneur.\xd\xd\xd Menyuarakan nalar kritis dan semangat mandiri dari pesantren ke publik digital #LuffyNeptuno
Jamur Pemakan Plastik adalah Revolusi Hijau atau Hanya Sekedar Mitos Baru?
Kamis, 24 Juli 2025 08:47 WIB
Apakah jamur pemakan plastik akan menjadi pahlawan masa depan?
***
Pada 2011, sekelompok mahasiswa dari Universitas Yale menjelajahi hutan hujan Amazon dan menemukan sesuatu yang tak biasa yakni jamur yang memakan plastik. Bukan cuma sekadar menempel lalu membusuk, tapi benar-benar mengurai dan menghabiskan plastik bahkan dalam kondisi tanpa oksigen.
Bernama Latin Pestalotiopsis microspora. Makhluk kecil ini langsung mendapat sorotan dunia. Di tengah krisis global akibat timbunan sampah plastik yang tak kunjung terurai, temuan ini terasa seperti mukjizat ilmiah. Tapi pertanyaannya, apakah kita sedang melihat secercah harapan, atau justru menciptakan mitos baru yang terlalu indah untuk jadi kenyataan?
Antara Harapan dan Kenyataan Ilmiah
Kemampuan Pestalotiopsis microspora memang nyata. Ia bisa mengurai poliuretan, salah satu jenis plastik yang paling sulit didaur ulang. Bahkan ia mampu hidup tanpa oksigen, cocok untuk beroperasi di lingkungan anaerob seperti TPA, tempat limbah sering menumpuk jauh dari sirkulasi udara.
Namun seperti semua hal dalam sains, keajaiban tidak langsung berarti solusi instan. Skala dan kecepatan dekomposisi jamur ini masih jauh dari cukup untuk mengatasi miliaran ton plastik yang kita hasilkan setiap tahun. Prosesnya masih lambat, belum efisien secara industri, dan memerlukan pengembangan ekosistem pengelolaan yang benar-benar baru.
Dari Sampah ke Santapan? Tunggu Dulu!
Salah satu gagasan ekstrem yang sempat muncul: "Kalau jamur ini bisa makan plastik, bisakah kita makan jamurnya?"
Gagasan ini bukan candaan. Katharina Unger, desainer dari LIVIN Studio, bahkan mengembangkan prototipe sistem budidaya jamur dari limbah plastik, termasuk Pleurotus ostreatus (jamur tiram) dan Pestalotiopsis microspora. Ide besarnya yaitu menciptakan sumber pangan dari bahan buangan.
Namun pertanyaan etis dan kesehatan belum bisa dijawab sepenuhnya. Plastik mengandung bahan kimia berbahaya, dan tak ada jaminan jamur pemakan plastik tidak menyerap zat-zat tersebut. Makan jamur dari plastik bisa jadi seperti makan roti dari oli bekas, terlalu berani untuk disebut inovatif.
Revolusi Hijau yang Tak Bisa Sendirian
Meski begitu, kita tetap harus menghargai potensi besar dari temuan ini. Bayangkan, suatu hari nanti kota-kota besar punya "ladang jamur" khusus yang mengurai sampah plastik kita. Tidak lewat pembakaran atau pelelehan, tapi lewat proses alami, senyap, dan ramah lingkungan.
Tapi satu hal yang harus diingat: jamur ini bukan penyelamat tunggal. Tidak ada teknologi yang akan menyelamatkan dunia selama manusia tidak mengubah perilaku dasarnya terhadap konsumsi dan limbah. Kita tak bisa terus memproduksi jutaan ton plastik dan berharap jamur mungil ini akan membereskannya dalam diam.
Antara Fiksi Ilmiah dan Kesiapan Manusia
Kita hidup di zaman ketika sains sering lebih cepat berkembang dari kesadaran sosial. Temuan seperti Pestalotiopsis microspora adalah bukti bahwa alam punya cara menyembuhkan dirinya sendiri jika kita tidak keburu menghancurkannya lebih dulu.
Apakah jamur pemakan plastik akan menjadi pahlawan masa depan? Bisa jadi. Tapi hanya jika kita memutuskan untuk tidak menambahkan "penjahat" baru dalam cerita ketamakan, kelalaian, dan ilusi bahwa teknologi akan selalu menambal dosa manusia.
Catatan Akhir:
- Jangan hanya berharap pada jamur. Kurangi konsumsi plastik, gunakan kembali, dan daur ulang.
- Sains bukan pelarian dari tanggung jawab moral, melainkan pelengkapnya.
- Alam bekerja perlahan. Jangan berharap solusi cepat untuk masalah yang kita ciptakan selama puluhan tahun.
Ditulis oleh: Lutfillah Ulin Nuha (@luffyneptuno)

Sociopreneur | Founder Neptunus Kreativa Publishing
8 Pengikut

Malang, Kota Pendidikan yang Tak Pernah Kehilangan Toko Buku
Jumat, 19 September 2025 07:11 WIB
Oase Pengetahuan di Tengah Krisis Membaca
Rabu, 17 September 2025 18:50 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler